Principle 1: Believe in yourself
Every brain has genius capacity. It takes time, effort and guided study to get access to this potential, but IT IS POSSIBLE for anyone to do it if he or she wants to badly enough.

Set goals and develop plans to achieve them.
You must believe in yourself in order to be able to successfully travel that long road to your goals.

Always be positive, bearing in mind that you are a confident and capable learner.

Principle 2: Prepare
The difference between mediocre performance and excellent grades can often be the quality of your preparation. Preparing your study environment, your attitude, and your focus will have an amazingly positive impact on the effectiveness of your learning activity.

Principle 3: Organize yourself and your work
Always have a plan for your studying. Write out that plan. Review your plan constantly and revise it constantly.

It is that simple. The difficult part is in coming up with A PLAN THAT WORKS. It’s difficult because it rarely comes out right the first time.

Most people fail at this because they give up when the first attempt at planning does not work out perfectly. The best thing to do is to expect changes and be ready for the process. Needing to make changes to your plan doesn’t mean failure.

Principle 4: Spend time on what matters
Set priorities and make sure you are spending time on tasks that will help you accomplish the goals that are those priorities.

Principle 5: Discipline yourself
There is NO SUBSTITUTE for self-control and discipline. The best study techniques, tricks and hints are useless if you have no willpower to put them into practice.

It helps your discipline if you have goals, an organized plan of action, and a strong belief in yourself, BUT you must also have the desire to KEEP AT IT when the going is not easy.

Principle 6: Be persistent
Just keep on keeping on! Persistence is more important than talent, genius, or luck.

Principle 7: Divide and conquer
This concept is central to successfully completing any large study task(reading a thick textbook, preparing for final exams).

Analyze the task, divide it into smaller separate tasks, and make a written list of all the smaller tasks. Then, put the tasks in order of priority. Start with the first small task on the list, complete it and cross it off the list, and go on to the next task.

A short list with one big item on it that can’t be crossed off until the whole thing is done can be discouraging. A long list that shrinks visibly is a good motivator.

Principle 8: Become an information filter
When you practice good reading and note-making techniques, you are becoming an information filter; you are learning to distinguish between what is important and what is not.

It takes practice to be able to filter out the unnecessary material. It takes even more practice to be confident that you have focused on the correct material.

Principle 9: Practice output as well as input
To get the most out of the input(data), you must actively turn it into information that is useful. You must process it properly and PRACTICE OUTPUT. Output is not automatic. You must devise several patterns of output so information is more easily recalled at a stressful moment, such as the middle of a final exam.

Principle 10:
Do not fear mistakes
Mistakes are the best teachers. Don’t be afraid to try something new just because you don’t think you will get it right the first time. Without mistakes, we would not have any information about how to do better next time. Mistakes help you eliminate wrong ways and guide you to the right way.

Principle 11: Be active
Be active with the material. You cannot be a passive reader or listener and expect to get much out of textbooks or lectures. It just won’t happen.

All study, reading and listening skills come down to the same thing: as soon as you hear or read something, you need to do something immediately in your brain.
Think about it, evaluate it, and decide where it fits in relation to other information. MAKE IT YOUR OWN!


Setelah Al-Haris bin Amr, Raja negeri Kandah hendak berkahwin dengan anak perempuan Auf Bin Muhlim Asyaibani, diarahkan utusan diraja hendak membawa pengantin untuk disampaikan kepada raja tadi, maka ibunya berwasiat kepada anak perempuannya ini. Dia berkata:

" Wahai anakku!
Kalaulah wasiat ini untuk kesempurnaan adabmu
Aku percaya kau telah mewarisi segala-galanya

Tetapi!
Ia sebagai peringatan untuk yang lalai
Dan pedoman untuk yang berakal
Andai ibu bapamu dapat memberikan segala-galanya
Nescaya tidak perlu bagimu seorang suami

Tetapi!
Wanita diciptakan untuk lelaki
Lelaki dicipta untuk wanita
Bercerailah kau dari ayunan buaianmu
Meninggalkan teratak tempat besarmu
Melangkah menuju ke alam baru
Yang belum kau kenal yang belum kau biasa

Kau milik suamimu
Anggap dirimu sebagai hamba
Tentunya suamimu
Jadi teman yang paling setia

Bawalah wasiat dariku
Sepuluh sifat
Sebagai bekalan perjalananmu
Menuju alam bahagia.

Relakan dirimu sekadar yang ada
Semoga suci hatimu dengan taat setia
Dan hulurkan tanganmu tanda mahu berganding bahu

Jauhkan dirimu dari segala yang jelek
Yang dihidu atau dipandang mata
Juga awasi gerak lakumu
Agar tidak sumbang mengguris rasa

Sembunyikan suram wajahmu
Gantikan ia dengan sinar
Secerah suria pagi
Dan badan yang semerbak harum
Bermandikan bauan

Mata berpasak, kening bercelak
Itu menambah seri...

Jaga masa makannya
Jaga waktu tidurnya
Kerana,
Perut kosong hilang bicara
Mata mengantuk hilang kesabaran di dada

Kunci mulutmu
Tabahkan hatimu
Badanmu terselamat
Jiwa temanmu tidak terseksa

Simpan dulu kerianganmu dikala dia berduka
Pendamkan kesedihanmu dikala dia bergembira
Akibat aksi tidak senada
Hilang simpatimu disebab pertama
Keruh suasana disebab kedua

Hulurkan tanganmu....
Andai kau menghulur sebelah tangan
Nescaya dia menghulurkan kedua belah tangan
Tidak cukup tangan, nyiru pula ditadahkan

Ketahuilah!
Kasihmu tidak sampai kerana
Jika hatimu berdua tidak sejiwa
Kasih kau, kasihlah dia
Benci kau, bencilah dia
Allah saja yang menentukan nasibmu.....

Kau bawalah wasiatku ini dan sampaikan salamku kepada suamimu"

Begitulah ibu tadi menambah pesan kepada anaknya. Seterusnya wanita ini telah mencapai kedudukan yg mulia di sisi suaminya. Dia telah memperolehi 7 orang anak lelaki, yang kesemua mereka telah menjadi pemerintah negeri Yaman setelah pemerintahan bapa mereka.




Pantai hari ini nampak tenang Tiada gelora,
Tiada ombak yang garang,

Melihat laut yang jauh itu,

Umpama melihat ibu yang tersayang,
Pada pantai aku melepas rindu,

Pada pantai juga aku menangis,

Pada ombak ku kirimkan cinta,
Pada dunia lautan itu Guruku ,
Sayangnya aku pada kamu,
Umpama lautan yang luas itu,

Jasamu umpama samudera,
Memberi sebuah kisah cinta pada manusia

Guruku, Aku anak laut Laut dan pantai duniaku
Ia juga masa depanku,

Ia warna dalam hidupku,
Guruku, Kasihmu ku anggap ombak,
Ombak tenang di bibir pantai,
Jasamu juga ku anggap ombak,

Ombak yang garang dan banyak memukul pantai,
Guruku, Budimu ku anggap air di laut,
Tak pernah kering dan mati,

Walau kita nampak jauh,
Namun kita dekat pada hati,
Guruku, Jika dosa telah aku lakukan,
Restu dan maafmu aku dambakan,

Jika hatimu luka Selautan ampun ku pohonkan,
Hari ini dan esok… Aku akan terus melihat samudera luas ini..

Dan sampai bila-bila..
Samudera i
ni hadiahku buat guru-guru…


Firman Allah SWT yang bermaksud: "Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah?" (Surah Ali Imran ayat 135)


Istighfar bererti meminta ampun kepada Allah SWT. Istighfar juga bererti minta ditudung (ditutup) segala kesilapan atau kesalahan. Minta dilindungi supaya ketika dibangunkan dari kubur di Mahsyar kelak, segala keaiban tidak terdedah kepada umum.


Dalam ayat 135 surah Ali Imran, Tuhan menjelaskan sifat baik di kalangan orang beriman yang 'ashi, apabila melakukan perkara keji atau menganiaya dan dedah diri kepada bahaya api neraka. Lalu ingat dan mohon ampun (istighfar) kepada Allah SWT minta ditudung dosanya. Sesal kepada Tuhan kerana derhaka kepada-Nya, dengan anggota yang dikurnia oleh Allah SWT. Menderhaka dengan mata kerana memandang perkara yang haram. Menderhaka dengan lidah kerana mengumpat serta berkata perkara haram. Derhaka dengan mulut kerana makan rezeki yang haram. Semua anggota tubuh badan adalah kurniaan Tuhan, yang sepatutnya digunakan untuk taat dan berbakti kepada-Nya, bukan sebaliknya.


Firman-Nya lagi yang bermaksud: "Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian dia mohon ampun kepada Allah, nescaya dia mendapati Allah Maha Pengangampun lagi Maha Penyayang." (Surah An-Nisa ayat 110)


Pada ayat tersebut dijelaskan bahawa orang yang telah melakukan kejahatan atau menzalimi diri, kemudian mengingati Allah SWT dan beristighfar akan mendapati bahawa Allah SWT itu satu Zat yang sangat suka mengampunkan dosa, serta amat Kasihan Belas kepada manusia.


Mukmin yang 'ashi (derhaka) hendaklah berkeyakinan bahawa dosanya akan diampun dan dilindungi daripada pandangan orang ramai, dengan syarat mereka menyesali dan taubat bermula daripada hati yang telah insaf. Sepenuh hati berazam tidak melakukan dosa lagi, lantas lisannya menyebut 'Astaghfirullah' atau 'Lailaha illa anta inni kuntu minaz zolimin' atau Allahummaghfirli wa liwalidaiyya. Atau katalah apa saja yang menunjukkan mereka tidak akan mengulangi kesalahan dan kesilapan yang telah dilakukan. Insya-Allah, Tuhan akan terima taubat dan ditudungnya dosa mereka.


Diberi keupayaan menentangnya ketika hati teringin melakukannya. Timbul rasa malu dan gerun, akhirnya akan jadi manusia yang patuh dan taat kepada Allah SWT.


Firman Allah SWT yang bermaksud: "Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohon ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun" (Surah An-Nashr ayat 3)


Segala kerja bermula daripada anggota zahir atas dorongan hati. Jika bertasbih dan beristighfar terbit daripada sanubari insaf, hasil daripada sikap tersebut dalam jangka masa yang tidak lama, akan terbit rasa malu kepada diri untuk mengingkari istighfar yang diucapkan.


Firman Allah SWT lagi yang bermaksud: "Dan yang memohon ampun pada waktu sahur (sebelum fajar)." (Surah Ali Imran ayat 17)


Sifat orang mukmin ialah mereka berusaha bangun sebelum fajar untuk beristighfar kepada Allah SWT. Boleh beristighfar pada siang hari, tetapi kemungkinan beristighfar sekadar meniru orang lain. Adapun bangun sebelum fajar adalah lambang keikhlasan kepada Allah SWT, ini kerana kebanyakkan manusia masih lena tidur. Sesetengah sifat orang mukmin ialah hanya sedikit tidurnya pada waktu malam.


Justeru jika seseorang itu rajin bertasbih menyebut 'Subhanallah' dengan penuh kesedaran, misalnya menyebut 'Subhanallah' yang bermaksud Maha Suci Allah dari kejahilan, bererti Dia-lah Tuhan yang Maha Berilmu. Sebut berulangkali 'Subhanallah' Maha Suci Allah dari sifat kelemahan yang lain, bererti Dia-lah Tuhan penuh dengan segala sifat Kesempurnaan. Sanjunglah Allah SWT dengan tasbih dan tahmid.